Resensi Buku Layar Terkembang
Judul buku :
Layar Terkembang
Penulis :
Sutan Takdir Alisjahbana
Tebal buku :
201 halaman
Penerbit :
Balai Pustaka
Tahun terbit :
2009 (tahun terbit pertama 1936)
Jenis novel :
fiksi klasik
(Wanita Indonesia dalam Benturan Budaya)
Sebuah
novel karya St Takdir Alisjahbana bernuansakan pra-kemerdekaan. Dibuktikan
dengan banyaknya cuplikan kata yang diadopsi dari kata Belanda. Para
tokohnyapun masih bersekolah di sekolah-sekolah Belanda. Novel ini menggunakan
bahasa melayu klasik yang cenderung rancu dan tidak baku sehingga agak
menyulitkan pembaca.
Novel
ini mengajak para pembaca terjun dalam gagasan-gagasan luar biasa penulis
seperti dalam ilmu pengetahuan, persamaan gender, kebangkitan Indonesia,
individualisme dan intelektulitas. Namun, gagasan-gagasan luar biasa tersebut
tidak mengurangi pendalaman isi cerita novel tersebut.
Berkisah
dua bersaudari yang memiliki kepribadian yang sangat berbeda. Tuti, sang kakak
yang selalu kukuh pendiriannya, pendiam, giat bekerja dan peritungan. Dia aktif
dalam berbagai organisasi dan menuangkan gagasan-gagasan cerdas didalamnya.
Berbeda dengan Maria sang adik yang sangat periang, mudah sekali kagum dan
selalu mengikuti kehendak hatinya. Mereka berdua adalah putra R. Wiriaatmaja
dan telah 2 tahun yang lalu ditinggal ibu mereka.
Pertemuan
Tuti dan Maria dengan Yusuf seorang pemuda yang bersekolah di Sekolah Tabib
Tinggi (sekolah kedokteran) di sebuah Gedung aquarium, mehjadi awal perkenalan
yang menyenangkan. Sejak saat itu, mereka semakin dekat hingga Yusuf dan Maria
saling mencintai. Hubungan mereka saling dekat hingga ke jenjang pertunangan.
Disisi lain Tuti merasakan konflik yang aneh dalam dirinya yang sebelumnya
tidak pernah ia rasakan. Tuti merasa sedikit timbul rasa iri dalam hatinya
dengan kebahagiaan Maria. Tutipun sudah merasa dimakan usia untuk melajang.
Namun, Tuti tetap mengukuhkan pendiriannya dan dia menyibukkan diri dengan
pidato-pidatonya dalam organisasi. Organisasi Puteri Sedar dan beberapa
organisasi kepemudaan persatuan lainnya.
Namun,
ketika Maria dan Yusuf akan menuju ke hubungan yang lebih serius. Maria
menderita sakit TBC dan malaria yang cukup parah. Dia harus diobati di RS di
Pacet yang jauh dari Jakarta. Semakin hari keadaan Maria semakin memburuk.
Mengunjungi
Maria bersama-sama, membuat yusuf dan Tuti saling mengaggumi. Seringkali mereka
bertukar pikiran, merasa senasib, sama-sama kesepian. Setelah sebelumnya Tuti
menolak pinangan Soepomo, sebab Tuti merasa tidak mencintai Soepomo.
Penyakit
Maria semakin menggerogoti tubuhnya hingga ia meninggal. Sepeninggalnya, Maria
berpesan agar Tuti menikah dengan Yusuf , kelak Maria akan bahagia di surga.
Komentar
Posting Komentar