Masjid Baiturrahman
Apa rasanya berada di bangunan yang telah berusia 405 tahun?
Bahkan jauh sebelum orang berpikir apa itu "Indonesia”
Bangunan ini telah menjadi saksi getar kemansyuran negeri yang membangunnya
Negeri dimana pedang keadilan dan kemajuan ekonomi tegak bersama
Sementara pengetahuan dan agama tumbuh dalam harmonisasi tata krama
Di depan mihrab ini terngiang semerbak aroma suci bumi serambi
Mungkin Sultan Iskandar Muda yang membangunnya (1612 M) akan sangat marah
Ketika 1873 M, Belanda membakar bangunan ini dan membakar pula kemarahan jemaah
Pun Belanda harus membayarnya dengan pertumpahan darah dan kematian Mayjen Khohler
Lunas dengan membangunnya ulang di pertengahan tahun 1877 M
Bangunan ini kemudian selalu kokoh dan megah berdiri tersenyum setia pada negeri ini
Bahkan disaat 9.1 magnitudo mengguncangnya 15 tahun yang lalu
Ketika kain kafan tak lagi sempat membalut mereka yang harus kembali pada Sang Pencipta
Ketika luluh lantah ekspetasi manusia tak lagi menjangkau Kuasa-Nya
Ketika juta ribu isak tangis dan doa pilu dilangitkan dari seluruh penjuru hati
Kau tetap bersahaja setia pada negeri ini
Menghadap sejarah kemegahanmu dari puncak aksara hingga dasar kata
Seketika menenggelamkanku dalam rasa dan hanyut rindu yang menggelora
Baiturrahman, setidaknya seperti dirinya
Kau sungguh menerima negeri ini dalam jaya maupun duka tanpa syarat
Banda Aceh, 4 April 2019
Komentar
Posting Komentar