Menyemai bahagia
Begitu mudah Dia membuat kebahagiaan
Dalam poros kehidupan karunia selalu mengitari
Menyejukkan dalam rimbanan benak jiwa
Menerangi sukma suci dalam raga berseri
Dibawah teduhnya rasa kasih sayang
Senantiasa cinta menyelubungi ruang hatiku
Mendarmakan realita dalma hidup nyata
Berharap rahmat, taufik serta hidayatNya
Ku arungi samudra kehidupan dengan kapal kebajikan
Nikmatkah ini?
Pantaskah seorang aku menerimanya?
Sebuah luapan dari senandung kekompakan
Sejatinya hendak melekat pada denyut nadi
Pengharapan seperti ini tuk yang abadi
Namun pengharapan hanyalah doa
Sebuah asa tindakan ikhtiarku
Hanya Tuhan Maha Berkehendak akan suatu limpahan kebahagiaan
Dalam suatu taman Cinta
(Bobotsari, Februari 2010)
Puisi ini saya dedikasikan untuk sahabat-sahabat saya. Ketika saya menemukan mereka yang selalu merasa bersama meski sebenarnya raga tak bersua. dulu kita selalu berkumpul dan bahagia seperti dunia adalah taman bermain kita, hingga suatu ketika kita harus berpisah dengan komunikasi ala kadarnya.
Untuk Rantika yang kini telah memutuskan bela negara di ujung negeri ini, kami akan selalu merindumu. Untuk Anisa yang kini telah bahagia bersama keluarga kecil bahagia di Purbalingga, kami selalu merindu kehadiranmu dan malaikat kecil kita. Untuk Intan yang tengah meniti kariernya di Yogya, kami menunggu undanganmu untuk menikmati Yogya malam bersama. Untuk Titik yang tengah menjadi pahlawan ditengah hangat keluarga di Bobotsari, kami merindu untuk kehangatanmu dan keluarga. Dan untuk Suci di Surga, takkan pernah ada yang menggantikan namamu di hati kami, rindu kami terdalam selalu tercurah dalam doa-doa kami.
Untuk diriku sendiri di Ibu Kota, aku selalu merasa rinduku bersaing tinggi diantaragedung pencakar langit.
Komentar
Posting Komentar