Apa Kabar Pendidikan Indonesia Hari ini?

RESUME KAJIAN PENDIDIKAN
Oleh : Bapak Wijaya Kusuma M.Pd
Sejak terbelahnya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, isu isu pendidikan memang menjadi hal yang cukup rumit.
Apalagi dengan adanya polemik penerapan Kurikulum 2013 yang menurut Bapak Anies Baswedan belum dapat diterapkan di semua sekolah di Indonesia. Mengapa? Karena Indonesia merupakan negara yang luas yang terdiri dari 516 kabupaten/kota bahkan 520 kabupaten/kota jika mengalami pemekaran lagi. Indonesia juga sekarang menerapkan kekuasaan otonom, tidak terpusat di pusat. Kekuasaan otonom termasuk dalam masalah pendidikan, sekolah-sekolah layaknya bukan lagi naungan pak Anies namun naungan Kepala Dinas Kabupaten/Kota setempat. Begitu pula dengan dana pendidikan yang telah menjadi kekuasaan otonom dan kewenangan Kabupaten/Kota. Dana yang kemana-mana, gaji guru yang sebulan hanya Rp. 300.000,- itu menjadi sulit di atasi pemerintah di pusat.
Bagaimana peran organisasi keguruan? Satu lagi yang menjadi perhatian kita “Sampai saat ini, belum ada organisasi keguruan yang dipimpin oleh guru”. Guru tidak lagi berpusat dari Kemendikbud, karena kekuasaan ada d Perda, oleh sebab itu regulasi kemendikbud sulit berjalan di daerah.
Meskipun mahasiswa bukan lagi naungan Kemendikbud, melainkan DIKTI. Namun, jika Pendidikan Dasar tidak kita kritisi maka bagaimana kedepannya? Pendidikan Dasar yang di naungi oleh Kemendikbud harus kita kritisi, karena jika tidak mereka akan selalu merasa benar. Padahal jika kita cermati ada yang salah dengan pendidikan Indonesia. Misalnya jika melihat angka anak yang bersekolah SD dan sarjana. Maka akan menemukan perbandingan yang signifikan, yaitu sekitar 10:1, maka yang ‘9’ itu kemana?
Disini Bang Jay juga mengibaratkan sekolah bagaikan penjara dengan penghuninya yang berseragam dan dipertanyakan jika tidak berseragam. Sekolah membuat keseragaman bukan keberagaman.
Menurut pak Anies pendidikan itu meliputi mengajar, mendidik, menginspirasi dan menggerakan. Kita telah memasuki fase menggerakan. Yaitu menggerakan dan mengkritisi dan mencermati kebijakan-kebijakan si pembuat kebijakan.
Sebenarnya kurikulum 2013 atau kurikulum KTSP tidak ada yang lebih baik, semua baik. Namun, sebaik apapun kurikulumnya kekuatan utamanya adalah Guru.
Menurut Bang Jay sebaiknya pertahankan Kurikulum 2006 (KTSP), karena walaupun tengah dilakukan pelatihan guru-guru yang menghabiskan biaya yang cukup banyak, guru lebih cenderung ke kurikulum 2006. Alhasil kurikulum 2013 rasa KTSP yang dirasakan. Hanya saja, guru yang terbiasa copas RPP (pada kurikulum 2006), dapat dilatih membuat RPP yang baik dan benar. Sehingga materi yang diajarkan tidak statis.

Bang Jay menambahkan sebenarnya masalah dasar pendidikan di Indonesia adalah kurangnya budaya Literasi. Anak-anak Indonesia tidak terbiasa dengan membaca dan menulis.

Komentar

Postingan Populer