“Ketika Dua Kekuatan Besar Bertemu dalam Sejarah”


Judul buku      : The Chronicles of Ghazi the Rise of Ottomans
Pengarang       : Sayf Muhammad Isa
   Felix Y. Siauw
Penyunting      : Alfatih Team
Penerbit           : Alfatih Press
Kota Terbit      : Jakarta
Tahun Terbit    : 2014
Jumlah Hal      : 322 Halaman
Disatu belahan bumi, lahir seorang lelaki yang kelak akan menjadi pemimpin kaum Muslim. Di belahan bumi yang lain, lahir pula lelaki yang akan menjadi manusia tersadis dalam sejarah
Muhammad II Al-Fatih dan Vlad III Dracula menjadi wakil pertarungan haq dan bathil, antara kesultanan Utsmani dengan Kerajaan Eropa Timur, dan takdir mereka sudah digariskan untuk berbenturan sejak kelahirannya.
Sultan Muhammad Al-Fatih menaklukan Konstantinopel, siapa yang tidak tahu sejarah fenomenal itu? Ketika sekian lama kota Konstantinopel dikuasai olh kekuatan Kristen. Namun apakah sejarah itu langsung terjadi tanpa awal yang panjang?
Dalam novel Ghazi ini menceritakan penaklukan Turki Utsmani dalam menegakkan Islam bahkan sebelum Muhammad Al-Fatih dilahirkan. Sebelum Muhammad Al-Fatih dilahirkan perjuangan penyebaran Islam telah dilakukan sejak tahun ke 1389 M. Sultan Murad beserta anaknya Sultan Bayazid berjuang membasmi kekufuran di belahan bumi Eropa Timur. Melawan Lazar beserta kroni-kroni dan keturunannya yang telah bersumpah untuk memerangi Islam sampai kapanpun.
Peperangan tak dapat dihindarkan, atas nama agama kedua belah pihak saling memerangi satu sama lain. Menarik dari novel ini kita dapat tahu mengapa kekuatan Kristendom yang merupakan gabungan beberapa aliansi negara-negara Eropa Timur dapat ditumbangkan oleh satu kekuatan kecil Turki Utsmani. Bahkan tidak jarang mereka yang beragama Kristen yang berbalik menyerang pemimpin mereka dan bergabung bersama Kesultanan Turki Utsmani. Kekuatan besar Kristendom hancur karena perecahan internal mereka sendiri sehingga mudah ditumbangkan.

Namun tidak selalu kekuatan Islam memenangkan peperangan, ketika terjadi pengkhianatan dari dalam atau ketika mereka kalah jumlah yang signifikan kekalahan tak dapat dihindarkan. Banyak korban yang menjadi keganasan perang, bahkan perempuan dan anak-anak yang habis bagai debu tertiup angin, luluh lantah terbantaikan oleh keganasan Kristendom. Novel ini menyajikan latar suasana yang dapat membuat pembaca dalam situasi semangat, sedih, haru, ataupun geregetan dengan alur yang membuat emosi pembaca naik turun.

Komentar

Postingan Populer